Tuesday 10 June 2014

Bahagia itu.....

Pertanyaan ini terdengar sederhana, sangat sederhana ketika diucapkan. Tapi jangan salah, banyak orang berpikir panjang ketika pertanyaan itu ditujukan kepadanya. Mereka sibuk mencari jawaban, yang mungkin terdengar abstrak.  Mungkin mereka malu, atau takut salah, bisa juga karena takut jawabannya terlalu absurd, atau malah mereka menyepelekan. Itu semua hak mereka, tapi memang pertanyaan ini membingungkan.

Ketika pertanyaan ini diajukan pada peserta briefing pagi tadi, kami menemukan beberapa jawaban. Ada yang sangat simple, ada yang berupa hal besar, ada yang teoritis, ada yang klasik. Berikut saya rangkum jawaban mereka. Menurut anda bahagia itu seperti apa?
- bahagia itu ketika anak saya, suami saya dalam keadaan sehat.
- bahagia itu ketika semua anggota keluarga saya sehat.
- bahagia itu ketika kita sehat.
- bahagia itu ketika diberi kesehatan.
- bahagia itu ketika saya bisa menghadapi berbagai permasalahan yang timbul.
- bahagia itu ketika bisa bermanfaat untuk orang lain.
- bahagia itu ketika saya masih bisa bersyukur untuk hari ini.
- bahagia itu ketika uang di dompet penuh.
- bahagia itu ketika bisa mengambil uang di atm.
- bahagia itu ketika orangtua dan adik saya sehat.
- bahagia itu ketika bisa melihat ayah saya tersenyum.
- bahagia itu ketika bisa bayar tagihan-tagihan tiap bulan.
- bahagia itu ketika uang di dompet unlimited.
- bahagia itu ketika orangtua saya yang sedang naik haji diberi kelancaran dan kesehatan.
- bahagia itu ketika  bisa memberangkatkan orangtua saya untuk naik haji.

Begitulah beberapa jawaban yang kami rangkum. Mengesankan bukan? Itu cuma jawaban dari beberapa orang, bayangkan bagaimana jawaban mereka di luar sana. Pasti akan lebih banyak definisi tentang bahagia itu sendiri. Lantas seperti apakah bahagia itu? Semua jawaban di atas benar, tidak ada yang salah, karena itu menyangkut pribadi kita masing-masing. Tetapi, kita dapat menarik kesimpulan bahwa ada kebahagiaan yang lebih dibandingkan kebahagiaan-kebahagiaan lain. Apa itu? Mari kita bahas sedikit.

Ketika kita sehat, kita punya uang, hati kita puas, materi terpenuhi tanpa adanya kekurangan memang membuat kita bahagia. Benar sekali, materi adalah hal terlihat yang dapat membuat kita bahagia. Dan bahagia itu sendiri dirasakan oleh hati dan pikiran, yang tidak berwujud (spiritual). Kita bahagia karena hal-hal tersebut, tetapi kita lebih bahagia ketika kita bisa memberikan kebahagian kepada orang lain. Kebahagiaan itu terasa hakiki manakala orang lain juga dapat merasakan hal yang sama dengan kebahagiaan yang kita rasakan. Rasulullah SAW bersabda, "Khairunnas anfa’uhum linnas", yang artinya, "Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian sangat beralasan dan masuk akal ketika kita menyebutkan bahwa "Bahagia itu ketika kita bermanfaat untuk orang lain", tentu saja memberikan manfaat kebaikan, yaitu kebahagiaan. Jadi, mulailah kita untuk senantiasa memberikan manfaat bagi banyak orang. Tidak perlu hal besar, semua itu berawal dari yang kecil. Insya Allah akan dimudahkan.

No comments:

Post a Comment