Wednesday 19 August 2015

1000 Tenda di Gunung Prau

Dahsyat dan fenomenal kaya Sambellayah
kertasnya dibawa pulang kok...
jadi gak nyampah....

Kenapa postingan kali ini judulnya 1000 Tenda di Gunung Prau? Dahsyat banget kan judulnya.....jadi gini, kemarin seminggu sebelum puasa kami tracking ke Gunung Prau, niatnya buat refreshing pasti. Kami memang sudah menduga pasti rame, tapi ternyata bukan cuma rame, sangat rame banget......Pas rombongan kami sampai di posko pendakian, dikabarkan yang mendaki sampai jam 00.00 sudah mencapai 5000 pendaki. Gile lu Ndrooooo.....begitulah, banyak tenda yang didirikan di puncak Gunung.....Dahsyat dan fenomanal seperti Sambellayah.

personel lengkap
ada padang ilalang yang lumayan luas




















Lihat kan.....ada begitu banyak tenda yang didirikan di sana. Sungguh baru pertama kali melihat puncak yang penuh dengan tenda. Mungkin sekarang mendaki bukanlah suatu hobi yang jarang dan susah, anak kecil bahkan banyak juga yang mendaki. Tapi harus selalu ingat ya teman, bahwa tujuan mendaki bukanlah untuk menuju puncak saja, tetapi yang paling penting adalah mendaki untuk pulang. Ya, tujuan utama mendaki adalah untuk pulang dengan selamat. Karena setelah sampai di puncak, perjuangan belum selesai, kita masih harus berjuang dan bertahan agar bisa pulang. Jika tujuannya hanya puncak, maka ketika di tengan perjalanan merasa tidak mampu atau sakit, kita akan cenderung memaksakan diri untuk sampai di puncak. Padahal, jika kita memikirkan keselamatan, tentu akan mengutamakan kondisi fisik, sehingga ketika dirasa sudah tidak mampu, alangkah baiknya istirahat atau kembali.

Tidak ada kekurangan jika kita membicarakan ciptaan Allah SWT. Gunung Prau sungguh indah, sunrise-nya mengagumkan, pemandangan alamnya menyegarkan mata, udaranya dingin di malam hari dan sejuk di siang hari. Masya Allah.....sungguh indah ciptaan Tuhan...Jika ada kekurangan, pasti itu adalah karena ulah manusia.

Ya, manusia memang unik, apakah itu sebuah ketidakpedulian atau karena sebuah ekspresi. Mereka jauh-jauh, bersusah payah untuk mencapai puncak, menahan lelah dan dingin yang menusuk tulang di malam hari. Berjuang melawan angin malam ketika mendirikan tenda. Rasa bahagia pasti dirasakan oleh setiap pendaki ketika sampai di puncak. Tapi, ketika di pagi hari kami mendapati banyak sampah berserakan di sekitar tenda milik sesama pendaki. Dalam hatiku berkata dan mengeluh, "apakah ini sikap pecinta alam?". Karena bagiku pecinta alam tidak akan merusak alam, mencintai berarti juga memelihara dan menjaga. Tentu saja berbeda bagi mereka yang mendaki hanya sekedar agar terlihat keren, mungkin bagi mereka ketika bisa berfoto di puncak dan memamerkan di media sosial sudah menunjukkan kebanggaan maka itu sudah cukup. Tapi bagi pecinta alam sejati, menjaga alam lebih utama, mengambil foto tentu boleh, tapi tetap sebagai pecinta yang tidak hanya sekedar penikmat kita harus memeliharan agar alam ini tetap seimbang dan dapat dinikmati oleh pecinta yang lain. Keren kan kata-katanya......Ketika kita menikmati alam, kita juga harus sepenuhnya sadar bahwa ada banyak orang yang ingin menikmati juga. Maka kita berkewajiban menjaga agar alam ini tetap indah, karena alam bukan hanya untuk aku dan kamu saja, alam untuk semua.Sungguh egois ketika kita tidak membiarkan orang lain untuk menikmati alam seperti yang kita nikmati.

Sengaja tidak kami tampilkan gambar-gambar sampah yang berserakan, karena sungguh miris menyaksikan tingkah polah mereka yang tidak bertanggung jawab. Sampah tidak hanya kami temukan di sekitar tenda, ternyata di sepanjang perjalanan pulang (jalan yang sama ketika kami mendaki) ada banyak sampah plastik. Insya Allah dengan senang hati kami pulang dengan memunguti sampah yang bisa kami jangaku. Karena ada beberapa sampah yang jatuh jauh dari jangkauan kami. Anehnya ketika kami memunguti sampah, mereka hanya memandang dan tidak ada yang meniru untuk memunguti sampah juga. duniaaa duniaaa......
Sudahlah, cukup membahasnya....

Intinya adalah mari cintai alam dengan baik, sebagai salah satu wujud syukur dan kecintaan kita kepada Allah SWT.....Seharusnya ketika mendaki dan menikmati ciptaan Allah, akan semakin menambah rasa syukur dan kecintaan kepada Allah SWT.




Friday 10 April 2015

Dahsyatnya Curug Cipendok

Aaaaaa.......judulnya telat nge-post nih....
Jadi ceritanya bulan lalu tepatnya 15 Mar 2015, kami adventure ke salah satu waterfall (istilah belandanya curug) di Banyumas, tepatnya di Kecamatan Cilongok. Sebenernya ini bukan yang pertama kali, tapi gak akan pernah bosan untuk menikmati ciptaan Tuhan, Selalu ada kesan yang berbeda dengan siapapun kita pergi. 

Minggu lalu aku pergi bareng temen-temen kantor. Awalnya ada rekan kerja baru yang asal Jogja searching mbah google tempat wisata di Banyumas. Alhasil secara gak sengaja dia nemu yang namanya Curug Cipendok. Dan dia maksa banget pengen diajakin main, ibarat anak kecil dia udah ngerengek-rengek hampir nangis gitu. Ya berhubung kami baik hati dan berjiwa ke-bapak-an ke-ibu-an, yasudah akhirnya diputuskan hari Minggu gooo......

Biasa banget kan, kenyataan gak seindah rencana (jadwal ngaret). Janjian ngumpul jam 7 pagi langsung go, uda dibela-belain dari kampuang nan jauh di mato gak sarapan, eeeeeh....nyampe di lokasi kumpul baru ada segelintir orang. Ya ampuuun.....tapi di situlah serunya. Entah jam 8 atau setengah 9 kami baru bener-bener lepas landas. Bismillah.....we're ready go....

Sayang banget perjalanan menuju curugnya gak diabadikan. Maklum lah ya, kami terlalu konsentrasi untuk menaklukkan jalan yang berliku naik-turun bergelombang tidak rata banyak lubang di sana sini. Yah, di situlah ada seleksi alam. Karena sangat dibutuhkan skill berkendara yang yahuuud dan juga kondisi kendaraan yang oke....Daaan....si Ninja (nama motorku) tampil gagah berani nan lincah, tanpa mengeluh sedikitpun sampai di tempat tujuan dengan selamat. Alhamdulillah.....Pas aku nengok ke belakang, buseeet penumpang masing-masing motor kok jadi berubah gitu. Ternyata banyak yang gak kuat. Hwehehee....

Beginilah penampakkan kami di parkiran Curug Cipendok. Masih harus berjalan sekitar 10 menit untuk menuju lokasi. Tapiii....kalo sambil beraksi jadi model, foto sana sini ya mungkin bisa setengah jam kali. Hahaa....

Absen duluuu....
Kakak Eko, Mba Wiwi, Apriel, Mba Syair, Aku, Cimuun,
Mba Anin, Dedek, Mas Ari, Gendut, Dedek Ais
Lihatlaah....berbagai macam gaya kannn....ada yang kayak mau ke gunung, ada yang mau kuliah, ada yang kayak anak metropolitan, ada yang mau ngaji. Hahahaa....itulah Indonesia....berbeda-beda tetap satu jua.....
Jadiii yang pake celana pramuka tuh aku. Nampol banget kan gayanya. Wkwkwk.....berasa mau kegiatan pramuka-an yee....Kalo kemarin si temen-temen bilang kaya pembawa acara yang di Jejak Petualang. hahaa...makasi makasii,,,....

Mulai menapaki jalan yang menanjak
nan berliku
Iya....ini sama mba Wiwi...

Sambil jalan menuju lokasi, biasa lah foto-foto dulu ya kan...
Alhamdulillah....sampailah kami di tempat tujuan...suara airnya bener-bener dahsyat. Dari jarak beberapa meter bahkan sudah jelas banget. Ya maklum, curugnya kan guedheee.... Airnya bahkan mengenai kami yang sedang berpose, asik bangeeet....


Kakak Eko mana....di manaaa di manaaa....

Dari belakang nanpak seperti para death eather
#IYKWIM
Lihat ekspresinya Gendut,hahaa...

Main air dulu biar komplit




Makannya di Sate Banaran

Dipublish ataupun tidak, yang namanya abis jalan-jalan pasti endingnya apaa?iyaa makaan....wajib itu. Apalagi setelah menempuh perjalanan yang panjang, menanjak dan turunannya ga sebanding dengan tanjakannya. Rasa lapar sudah pasti menghinggapi tubuh ini. hahaa....Akhirnya kami singgah di warung sate yang menurutku uenaaak bangeeet. Kode biar ditraktir lagi sama kakak Eko nih. wkwkwk.... Kenapa yang difoto cuma mereka berdua? karena fotografernya aku, dan yang lain lagi sholat dzuhur....

Alhamdulillah.....luar biasa sekali tadabbur alamnya.....Semoga senantiasa menambah rasa syukur kita atas kebesaran Allah SWT, Tuhan semesta alam. Semoga semakin mempererat jalinan silaturahmi di antara kami. Aamiin....

Ayoook.....kapan kita ke mana lagi? ^_^



Friday 19 December 2014

Hard work isn't enough

Entah, ingin sekali rasanya mengeluarkan perasaan yang tertahan.
Alhamdulillah, sebentar lagi UAS semester 3 akan dimulai. Yang berarti semester depan menjadi setengah jalan bagiku untuk menyelesaikan kuliah yang sempat tertunda.

Teringat kembali saat memutuskan untuk lanjut kuliah satu setengah tahun yang lalu. Berbagai kebimbangan, ragu, tapi keinginan sudah sangat kuat. Tapi entah kenapa saat itu segala kondisi sangat mendukung, sehingga akhirnya akupun memutuskan untuk mengikuti tes ujian masuk. Atasan di tempat kerja, kondisi keuanganku, rekan-rekan kerja, bahkan direksi juga setuju untuk memberi ijin. Alhamdulillah segala proses dimudahkan, aku berhasil diterima di Fakultas Hukum Unsoed kelas paralel (masuk sore). Dari akuntansi banting setir ke hukum. Ada perasaan kecewa juga, kenapa tidak bisa melanjutkan ke bidangku, yaitu akuntansi. Suatu bidang yang sudah aku pelajari selam 4 tahun sejak di bangku sekolah hingga ke tempat kerja. Tapi ini jalan dari Allah SWT, dan pasti ini yang terbaik. Insya Allah...Pada saat itu aku berpikir bahwa semua pasti akan baik-baik saja, pasti akan dimudahkan, pasti akan selalu ada jalan.

Awal perkuliahan sangat sibuk, masih sangat sulit untuk membagi waktu. Merasa takjub karena akhirnya bisa berproses di perguruan tinggi. Di sisi lain aku harus pandai-pandai membagi waktu, Kerjaanku yang tidak boleh terbengkalai, kuliahku yang baru dimulai juga harus diutamakan. Semuanya penting, tanpa pekerjaan ini pasti sulit bagiku untuk melanjutkan kuliah. Aku juga tidak bisa mengabaikan kuliahku ini, karena prinsipku adalah aku tidak ingin menyesal di kemudian hari. Selagi aku bisa dan diberi kesempatan, maka aku akan berusaha untuk melakukan yang tebaik. Aku ingin terus belajar sampai aku tidak bisa belajar lagi, sampai Allah menyuruhku untuk berhenti.

Dulu aku masih sering terlambat datang ke kantor. Tapi semenjak kuliah dimulai, ada keadaan yang harus dipaksakan. Aku harus berangkat lebih awal, bahkan sebelum semua orang datang. Tentu ini harus aku lakukan, karena nanti menjelang sore, sebelum semuanya pulang aku mendahului pulang untuk berangkat kuliah. Aku menikmati rutinitas itu, berangkat sangat pagi, kemudian dilanjutkan kuliah, pulang sampai di rumah sekitar jam 21.30, setiap hari. Tidak ada rasa penyesalan sama sekali, aku senang.

Begitulah, aku mulai sering ijin di tengah-tengah pekerjaan untuk urusan kuliah. Ada perasaan tidak enak, pasti. Setiap akan mengajukan ijin selalu ragu sebenarnya. Hal ini mungkin jadi terkesan bahwa aku sangat mengutamakan kuliah dibandingkan pekerjaan. Padahal jujur aku sangat bingung, aku bimbang jika harus menentukan mana yang akan diutamakan. Antara yang seharusnya dengan yang aku inginkan sungguh sulit.

Aku mulai kehilangan kedekatan dengan rekan-rekan kerjaku di kantor. Ah, mungkin ini hanya perasaanku saja. Karena waktuku bersama mereka menjadi sangat sedikit. Tidak seperti dulu yang setiap hari pulang bersama, mampir makan bersama, belanja kebutuhan bulanan bersama, kadang-kadang nonton di bioskop. Untuk menjenguk rekan kerja yang sakit atau kondangan ke tempat mereka yang menikah pun terasa sulit. Akhirnya aku melalui semua itu sendiri. Inginnya dibawa enjoy, tapi dalam hati hanya aku yang tau. Ada rekan yang berkata "Kan kamu bisa pergi bersama teman kuliahmu?". Iya itu benar, sangat benar. Tapi, apa salah jika aku juga ingin bersama kalian? Sudah sangat lama lho....Kadang ketika ngobrol pun jadi banyak hal yang tidak aku ketahui, entah apa yang sedang mereka bahas. Aku menjadi 'kudet'  di antara rekan-rekan yang lain. Candaan-candaan yang ringan tidak lagi bisa membuatku tertawa lepas, karena ketika itu mereka tidak memandangku. Aku sadar, telah ada jarak di antara kami. Tapi mungkin itu hanya perasaanku saja, kebiasaanku yang sering berpikiran negatif. Kadang malah aku berpikir mereka bercanda untuk mereka sendiri, mereka ngobrol membahas sesuatu untuk mereka sendiri. Teman, ada Fero lho....!!! ppffffft......

Sementara hari-hariku di kampus juga tidak bisa dibilang mulus. Memang di KSM jadwal kuliahku paling awal dimulai pukul 14.40, tapi kebanyakan dimulai pukul 17.30. Aku pikir ini mudah untuk dijalani ke depannya, karena jam-jam itu sudah mendekati waktunya untuk pulang dari kantor. Sehingga aku tidak perlu merasa tidak enak ketika akan pergi kuliah. Tapi, kenyataan memang terkadang sangat bertolak belakan dengan yang diharapkan. Jadwal kuliah yang sudah sedemikian pas, dirubah sendiri oleh dosen dan mahasiswa yang lain dengan segala rupa daya upaya alasan yang terkadang akupun susah untuk menerimanya. Alasan dosen capek lah udah ngajar dari tadi, alasan kalau sore hujan lah, bahkan karena alasan ingin segera mudik, kuliah yang seharusnya untuk minggu depan dimajukan, dipaksakan untuk diadakan minggu ini. Padahal sudah pasti mereka yang usul itupun akhirnya terlambat untuk mengikuti kelas. Nanti ujung-ujungnya juga mengeluh "hari ini kuliah full banget ya, mana kuliah ini dimajuin lagi, masih ngantuk". Helloo....kemarin yang usul untuk dimajukan juga kalian. Merasa tidak dianggap, iya. Mereka tau persis jika aku pasti tidak bisa jika kuliah dimajukan, apalagi di pagi hari. Mungkin aku terlalu egois jika selalu menentang mereka, tapi jika harus selalu mengalah lama-lama hanya akan menumbuhkan penyakit hati. Astaghfirulloh...

Mungkin puncaknya adalah kemarin. Di kampus aku punya beberapa teman dekat, yang ketika semua orang tidak berpihak kepada kita, pasti ingin jika sahabat kita itu akan selalu ada di pihak kita apapun yang terjadi. Bagai disambar petir, mereka justru ikut mengusulkan kuliah untuk dimajukan dan diselesaikan minggu ini juga, agar minggu depan bisa mulai libur. Sakitnya tuh dimana-mana. Aku kecewa, dan akupun pulang tanpa ada kata terucap untuk mereka. Aku sadar bahwa tidak ada yang akan mendengar keluh kesahku, tapi aku ingin kalian mengerti dan mendengar.

Ketika menulis ini, aku berpikir bahwa aku seperti anak-anak. Pola pikirku masih terlalu kekanak-kanakan. Mungkin. Aku hanya membutuhkan ruang untuk melepaskan semua. Aku terlalu pengecut karena hanya menulis, tanpa menyampaikan apapun kepada mereka. Padahal mungkin jika dikatakan hal ini akan menjadi lebih mudah. Tapi ada beberapa hal yang aku yakini tidak perlu diungkapkan dengan kata-kata. Namun ini bukanlah sebuah pembelaan ataupun pembenaran terhadap sikap-sikapku.

Kerja keras tidak cukup, harus ada pengorbanan yang besar untuk mendapat sesuatu yang besar. Ikhlas dan sabar adalah sumber kekuatan yang dahsyat. Luruskan niat, Allah pasti akan selalu menyertai, Insya Allah. Ketika saatnya nanti, aku pasti akan sampai pada saat di mana aku akan berkata "AKU BERHASIL". Aamiin...Sehingga masa-masa sulitku akan menambah manisnya keberhasilan yang aku capai. Jangan mengeluh Fe, karena akan membuat semuanya terasa semakin berat.

Wednesday 3 December 2014

Perkawinan Beda Agama. Boleh tidak?

Jika kita melihat dari segi agama, terutama Agama Islam, tentu pernikahan beda agama merupakan hal yang dilarang. Karena pernikahan tersebut tidak sah, sehingga jika tetap dilanjutkan hubungan tersebut bersifat zina.

Dalam pasal 2 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974 menyebutkan "Perkawinan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu".
Dengan melihat isi dari pasal tersebut, kita mengintepretasikan bahwa jika menurut agama perkawinan tidak sah, maka perkawinan itu tidak bisa menjadi sah. Pasal ini menjelaskan syarat sah perkawinan secara materiil. Pasal ini juga tidak menjelaskan (secara eksplisit) bahwa perkawinan beda agama dilarang. Tetapi juga tidak ada pasal yang mengatur mengenai perkawinan beda agama tersebut. Lantas bagaimana? 

Hingga sekarang, bagi pasangan beda agama di Indonesia (terutama bagi mereka yang tergolong kaya), ketika akan meresmikan hubungan mereka ke jenjang pernikahan, mereka akan ke Luar Negeri. Kenapa demikian? Karena berdasarkan Hukum Perdata Internasional (HPI), perkawinan tersebut akan menggunakan hukum dari negara tempat dilangsungkannya perkawinan (lex loci celebration). Selain itu juga untuk menghormati hukum negara tersebut. Di Luar negeri perkawinan beda agama bukanlah suatu hal yang dilarang, sehingga dengan menggunakan hukum negara tersebut, perkawinan yang dilangsungkan sah. Hal itu baru berlaku bagi mereka saja yang melangsungkan perkawinan,. Untuk mengikat masyarakat Indonesia (karena setelah menikah mereka akan kembali ke Indonesia dan menjalankan kehidupan sebagai suami istri), perkawinan tersebut harus didaftarkan dan dicatakan dalam catatan sipil. Batas waktu pelaporan tersebut adalah paling lambat 1 tahun sejak perkawinan itu dilaksanakan. Jika melampaui batas waktu tersebut akan dikenakan sanksi administrasi.

Di atas telah disinggung mengenai syarat materiil sahnya perkawinan, padahal untuk sahnya perkawinan di Indonesia juga harus memenuhi syarat formil. Syarat formil sendiri diatur dalam pasal 12 UU Perkawinan, yang menyebutkan tentang kewajiban administrasi, yaitu dengan melakukan pendaftaran atau pencatatan perkawinan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perkawinan sah bukan hanya memenuhi syarat materiil saja, tetapi harus memenuhi syarat formil juga. Jika perkawinan tersebut tidak dicatatkan, maka menjadi tidak sah di mata hukum Indonesia.

Baru-baru ini ada mahasiswi dari salah satu universitas negeri di Indonesia yang mengajukan judicial review mengenai perkawinan beda agama. Menurut saya hal ini cukup aneh, mengingat seseorang yang mengajukan judicial review ke MK adalah mereka yang merasa dirugikan oleh sebuah Undang-undang. Pertanyaannya adalah, apakah dia dirugikan?sementara dia masih berstatus lajang alias belum menikah. Hal aneh lainnya adalah bahwa si gadis tersebut adalah seorang muslim yang mengenakan jilbab. Seorang muslim pasti tahu benar bahwa pernikahan beda agama dari segi agama sudah pasti dilarang. Dengan permohonan gadis tersebut apakah menjadi tanda bahwa Indonesia perlahan-lahan sudah menjadi negara Sekuler? Yang sudah sangat mengutamakan HAM dan tidak begitu mementingkan nilai-nilai agama?

Memang benar jika dilihat dari segi HAM, pernikahan beda agama seharusnya tidaklah dilarang. Dengan mengacu pada pasal 28B UUD 1945 yang berbunyi "Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah". Bunyi pasal tersebut menjelaskan bahwa perkawinan merupakan hak semua orang, tanpa terkecuali. Dengan dituangkannya pasal tersebut dalam konstitusi Indonesia, maka hak tersebut harus dijamin oleh negara.

Namun demikian dapat saya simpulkan bahwa sampai sekarang memang peraturan mengenai perkawina beda agama belum diatur lebih lanjut, karena belum ada peraturan yang mengatur. Dalam UU Perkawinan yang selama ini menjadi pedoman perkawinan Indonesia, belum ada satu pasalpun yang mengatur secara eksplisit. Apakah ke depannya akan diatur atau tidak, kembali lagi kepada kehendak masyarakat Indonesia sendiri. tetapi menurut pendapat saya, peraturan/undang-undang harus tetap mengandung nilai-nilai agama, karena Indonesia adalah negara Pancasila yang dalam sila ke-1 menjelaskan bahwa bangsa Indonesia mempercayai adanya Tuhan. Sehingga segala kehidupan haruslah berdasarkan nilai-nilai agama.

Wednesday 29 October 2014

Menganti Beach

When the sun shine so bright, beach is the right place for spending the time. White sand, blue water, and sunshine give the peacefulness for relaxing body and soul.

Jalan-jalan yuk jalan jalan......!!!
Pengen ngerefresh otak biar penatnya ilang. Padahal besok ada ujian, yasudah pasrah deh kalo diajakin main. Wkwkwk.....ngeles. Setelah sms sana-sini, bbm ke sana ke mari, akhirnya berhasil mengumpulkan para makhluk ini. Makhluk-makhluk yang udah ngebet banget pengin liat laut. Hohoo....Sepakat buat berangkat jam 08.00, tapiiii ngaretnya 1 jam. Alhasil jam 09.00 kami baru meluncur dari Banyumas. Ini dia penampakan kami menjelang keberangkatan.....

Bismillaah....mari kita kemon...
#mytripmyadventure
Bismillaahirrohmaanirrohiiim.......semoga dilancarkan dalam perjalanan, senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Aamiin....Karena ber-5, jadilah ada satu makhluk yang sendirian aja, gak ada yang bonceng, gak ada temen ngobrol, gak ada yang bisa diajak becandaan di sepanjang jalan. Yang pasti gak ada yang bisa gantiin, jadi bolak-balik ya sendirian aja. Agak khawatir juga si liat Simun sendirian gitu. Apalagi pas melewati jalan yang berliku tajam, tanjakan dan turunannya curam. 

Alhamdulillaah.....sampailah kami di Pantai Menganti, Karang Duwur, Kebumen. Subhanallah.....tak henti-hentinya kami takjub akan kebesaran Allah yang telah menciptakan alam seindah ini. Luar biasa.....Lautan yang terhampar sangat luas, yang tersembunyi di balik bukit dan pegunungan. Lihatlah pose kagum kami ini. Sungguh, hal ini menambah kecintaan kami kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam, yang Maha Menciptakan.
Langsung saja ambil kamera, pose di sana sini (tentunya dengan tak henti-hentinya berdecak kagum). Serasa pengen ambil gambar di mana-mana, karena semuanya indah. Wkwkwk....Tapi yang paling penting nih, kami merasa harus menunjukkan identitas kami, jati diri kami yang sebenarnya, kebanggaan kami. Jjjiiiiaaah.....jijay banget bahasanya. Ehem ehem.....jadii kami ini adalah rombongan ibu-ibu majelis ta'lim Al Mukaromah. Hehee.....bukan deeeng.....Kami ini sangat menjunjung persatuan dan almamater kami. Ya, kami punya kelompok yang namanya "Count Community". Apa itu? Ini adalah kelompok sejak kami sekolah, ini menunjukkan kelas kami, karena selama 3 tahun kami selalu satu kelas, accounting 1 community. Eeeaaaa.....Jadiii langsung saja jepret sana jepret sini pake kaos kebanggaan....

Edisi terpukau...
Subhanallah...indahnyaa....
hamparan lautan yang luas
Walaupun panas
tetep ngeksis....
Kalian tau bolang? Itu lho acara yang menampilkan cerita kehidupan anak yang biasanya ada di daerah pedesaan atau pedalaman, yang biasanya anak-anak kota gak tau. Entahlah apa mereka emang bener-bener gak tau atau hanya pura-pura. Nah dulu acara ini ditayangin di TransTV apa Trans7 ya. Lupa deh. Yang jelas anak yang jadi tokoh utamanya itu ditunjuk dari desa setempat dan dikasih tas warna merah. Lihat foto ini. Adakah yang mirip dengan gambaran tadi? Hahaa....ya begitulah, Ada yang jadi bolang di sini. Hohoo....promosi diri sendiri.
Inilah kegiatan bolang selama seharian....cekidot.

Yoo...mbolang bingit...
lihatlah tas merah itu.

Nah, aku paling ga bisa liat sampah berserakan di mana-mana, apalagi yang namanya sampah plastik. Ggggrrrr.....rasanya pengen marahin mereka satu-satu yang dengan seenaknya buang sampah terus ditinggalin gitu aja. Mungkin mereka khilaf, atau memiliki kecenderungan semacam sifat bawaan atau kecanduan untuk selalu membuang sampah sembarangan. Bisa dipastikan hampir 80% yang berkunjung ke Menganti adalah mereka yang sedang berpacaran. Aku ambil kesimpulan gini, mereka pacaran, berduaan, di jalan mampir alfamart, beli jajan berbungkus plastik (takut kelaparan mungkin), di pantai berduaan, makan cemilan, terbawa suasana, sampahnya asal dibuang gitu aja, panas banget, pulang, gak mikirin tadi telah melakukan tindak pidana pencemaran lingkungan. Beeuuh....bahasanya. Ya walaupun nilai makul Hukum Lingkungan aku cuma bisa dapet C, bukan berarti aku bodoh di bidang itu, atau sama sekali tidak peduli. Jusrtu aku heran kenapa bisa dapet C, secara aku pecinta lingkungan banget. (Terusin aja Fe pembelaannya....)

Yasudah aku memilih menyerah untuk mengabaikan. Alhasil, itu sampah-sampah aku pungutin pake tanganku yang halus, lembut, dan bersih ini. Gak peduli juga banyak pasangan yang liat aksi pungut sampah ini. Dan anehnya mereka gak ada yang bantu. Ya gak apa-apa juga si, gak butuh dibantu juga. Karena aku ingin pantai ini tetap indah dan selalu indah, tanpa ada yang mencemari. Baik itu mencemari airnya atau lingkungan di sekitarnya.

Aksi pungut sampah
Itu lihat...tangan kanan pegang apa?#sampah
Yah, begitulah. Aku juga heran, kenapa pungut sampah pake kacamata juga. kenapa gak dilepas aja. Maksudnya apa? Biar tetep eksis? Apa biar keren? Menurutku si lebih keren aksi pungut sampahnya daripada aksi pake kacamata ala Syahrini atau malah TKW yang baru pulang dari Arab. Yang pasti, aku seneng bisa bermanfaat bagi banyak orang. Semoga juga apa yang aku lakuin di sana bermanfaat.

Beeeuh....panas2 es klamud
segeerrrr....


Ini dia, ini ni, yang begini ini ni....TELOR RAJAWALIIIIIII........I'm comming......Jangan dibayangin itu telor beneran ya? Bayangpun rajawalinya seberapa, telornya pasti juga seberapa. Jadi aku itu terbiasa nyebut buah semangka dengan nama telor rajawali. Kebetulan ini buah kesukaanku. Suka banget...suka suka suka. Seberapapun aku makan itu buah, gak ada bosennya. Ya paling efek sampingnya abis itu bakalan bolak-balik ke toilet (pepsi gitu). Secara semangak itu mengandung banyak air. Nah, berhubung ini jalan-jalan ke pantai, sudah pasti banyak banget yang jualan semangka di pinggiran jalan. Kami pulang dengan route yang berbeda dengan saat kita berangkat. Melewati sawah yang OMG ditanemin buah yang super enak, super seger, super besar. Adalah, ialah, yaitu semangka. Wkwkwk....Mungkin ini surga dunia....Panas-panas, ada semangka...Gak bisa nahaaan....pasrah deh, tuh semangka manggil-manggil mulu. Mari kita nikmati bersama semangka dari kebunnya...Alhamdulillah....Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan.

Buah yang sangat fenomenal
telor rajawali aka semangka

Alhamdulillaah.....hari yang sangat menyenangkan, penuh rasa syukur. Bersyukur tanpa syarat tanpa batas atas semua yang telah Allah SWT berikan. Alam yang indah sebagai wujud kebesaran Allah SWT, sudah seharusnya kita jaga agar tetap indah. Sebagai wujud dari rasa syukur kita yang nyata, tidak hanya di bibir saja. Bersyukur atas nikmat sehat dan sempat ini, sehingga kami bisa berkumpul untuk jalan-jalan bersama. 
"Kawan, walaupun kita sudah berpencar-pencar dengan kehidupan masing-masing, lihatlah masih ada kesempatan untuk kita berkumpul seperti ini. Semoga ikatan silaturahmi ini semakin kuat". Aamiin.....
Love you all...