Wednesday 19 August 2015

1000 Tenda di Gunung Prau

Dahsyat dan fenomenal kaya Sambellayah
kertasnya dibawa pulang kok...
jadi gak nyampah....

Kenapa postingan kali ini judulnya 1000 Tenda di Gunung Prau? Dahsyat banget kan judulnya.....jadi gini, kemarin seminggu sebelum puasa kami tracking ke Gunung Prau, niatnya buat refreshing pasti. Kami memang sudah menduga pasti rame, tapi ternyata bukan cuma rame, sangat rame banget......Pas rombongan kami sampai di posko pendakian, dikabarkan yang mendaki sampai jam 00.00 sudah mencapai 5000 pendaki. Gile lu Ndrooooo.....begitulah, banyak tenda yang didirikan di puncak Gunung.....Dahsyat dan fenomanal seperti Sambellayah.

personel lengkap
ada padang ilalang yang lumayan luas




















Lihat kan.....ada begitu banyak tenda yang didirikan di sana. Sungguh baru pertama kali melihat puncak yang penuh dengan tenda. Mungkin sekarang mendaki bukanlah suatu hobi yang jarang dan susah, anak kecil bahkan banyak juga yang mendaki. Tapi harus selalu ingat ya teman, bahwa tujuan mendaki bukanlah untuk menuju puncak saja, tetapi yang paling penting adalah mendaki untuk pulang. Ya, tujuan utama mendaki adalah untuk pulang dengan selamat. Karena setelah sampai di puncak, perjuangan belum selesai, kita masih harus berjuang dan bertahan agar bisa pulang. Jika tujuannya hanya puncak, maka ketika di tengan perjalanan merasa tidak mampu atau sakit, kita akan cenderung memaksakan diri untuk sampai di puncak. Padahal, jika kita memikirkan keselamatan, tentu akan mengutamakan kondisi fisik, sehingga ketika dirasa sudah tidak mampu, alangkah baiknya istirahat atau kembali.

Tidak ada kekurangan jika kita membicarakan ciptaan Allah SWT. Gunung Prau sungguh indah, sunrise-nya mengagumkan, pemandangan alamnya menyegarkan mata, udaranya dingin di malam hari dan sejuk di siang hari. Masya Allah.....sungguh indah ciptaan Tuhan...Jika ada kekurangan, pasti itu adalah karena ulah manusia.

Ya, manusia memang unik, apakah itu sebuah ketidakpedulian atau karena sebuah ekspresi. Mereka jauh-jauh, bersusah payah untuk mencapai puncak, menahan lelah dan dingin yang menusuk tulang di malam hari. Berjuang melawan angin malam ketika mendirikan tenda. Rasa bahagia pasti dirasakan oleh setiap pendaki ketika sampai di puncak. Tapi, ketika di pagi hari kami mendapati banyak sampah berserakan di sekitar tenda milik sesama pendaki. Dalam hatiku berkata dan mengeluh, "apakah ini sikap pecinta alam?". Karena bagiku pecinta alam tidak akan merusak alam, mencintai berarti juga memelihara dan menjaga. Tentu saja berbeda bagi mereka yang mendaki hanya sekedar agar terlihat keren, mungkin bagi mereka ketika bisa berfoto di puncak dan memamerkan di media sosial sudah menunjukkan kebanggaan maka itu sudah cukup. Tapi bagi pecinta alam sejati, menjaga alam lebih utama, mengambil foto tentu boleh, tapi tetap sebagai pecinta yang tidak hanya sekedar penikmat kita harus memeliharan agar alam ini tetap seimbang dan dapat dinikmati oleh pecinta yang lain. Keren kan kata-katanya......Ketika kita menikmati alam, kita juga harus sepenuhnya sadar bahwa ada banyak orang yang ingin menikmati juga. Maka kita berkewajiban menjaga agar alam ini tetap indah, karena alam bukan hanya untuk aku dan kamu saja, alam untuk semua.Sungguh egois ketika kita tidak membiarkan orang lain untuk menikmati alam seperti yang kita nikmati.

Sengaja tidak kami tampilkan gambar-gambar sampah yang berserakan, karena sungguh miris menyaksikan tingkah polah mereka yang tidak bertanggung jawab. Sampah tidak hanya kami temukan di sekitar tenda, ternyata di sepanjang perjalanan pulang (jalan yang sama ketika kami mendaki) ada banyak sampah plastik. Insya Allah dengan senang hati kami pulang dengan memunguti sampah yang bisa kami jangaku. Karena ada beberapa sampah yang jatuh jauh dari jangkauan kami. Anehnya ketika kami memunguti sampah, mereka hanya memandang dan tidak ada yang meniru untuk memunguti sampah juga. duniaaa duniaaa......
Sudahlah, cukup membahasnya....

Intinya adalah mari cintai alam dengan baik, sebagai salah satu wujud syukur dan kecintaan kita kepada Allah SWT.....Seharusnya ketika mendaki dan menikmati ciptaan Allah, akan semakin menambah rasa syukur dan kecintaan kepada Allah SWT.




No comments:

Post a Comment